banner 728x250

Kepemimpinan Achmad Fauzi Wongsoyudo

Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsoyudo

SUMENEP – Dikenal sebagai Bupati Sumenep tak membuat Achmad Fauzi Wongsoyudo jumawa dan tenggelam dalam jabatannya.

Ia, tetap memegang teguh prinsip ‘Bismillah Melayani’, tak hanya kepada warga Sumenep, namun juga kepada masyarakat Madura secara keseluruhan.

banner 336x280

Di tengah berbagai spekulasi liar yang ditudingkan padanya, Achmad Fauzi menampilkan ketenangan luar biasa sebagai seorang pemimpin.

Ia menampilkan sikap sejati seorang pengabdi, yang terus menganggap rakyat sebagai pemegang saham negara tertinggi. 

Melalui keprihatinannya terhadap rakyat Madura itu, Achmad Fauzi Wongsoyudo diyakini bakal menjadi ‘kuda hitam’ pada bursa Pemilihan Calon Gubernur Jatim mendatang.

Namanya kini bersanding dengan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak untuk mengisi kursi tampuk pengabdian tertinggi tingkat provinsi.

Lalu, survei yang dirilis Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) lagi-lagi tak membuat Achmad Fauzi berbangga hati.

Suami Nia Kurnia Fauzi ini tetap berfokus kepada bagaimana mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bumi Sumekar.

Di samping kepeduliannya pada warga Madura melalui usulannya mereaktivasi jalur kereta api, Achmad Fauzi sadar akan tugasnya sebagai bupati, ia tidak lantas meninggalkan warganya begitu saja.

Di samping kesibukannya mewujudkan jalur kereta api Madura, dirinya tetap menyempurnakan tugas dan pengabdiannya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat Kabupaten Sumenep dari berbagai sisi. 

Pelayanan kesehatan, pengembangan sektor pariwisata, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), perbaikan jalan dan penyerapan aspirasi terus dijalaninya secara berkala.

Ya, prestasi-prestasi gemilang yang diraih Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep baru-baru ini menjadi bukti bahwa Achmad Fauzi Wongsoyudo tak serupa dengan bupati-bupati lainnya. 

Pada akhirnya, tagline ‘Sumenep Masa Kejayaan’ dan ‘Bismillah Melayani’ tak hanya hidup sebagai simbol, yel-yel dan suara-suara bising.

Tagline yang memenuhi tiap sudut di Bumi Sumekar itu menjadi ruh, menjadi nyawa, dalam kepemimpinan dan kepatutannya sebagai bupati. 

Dan, Achmad Fauzi telah memperlihatkan bagaimana harusnya ‘orang Sumenep’ bersikap. 

Sumenep, seperti diulas MH Said Abdullah (sebagai lembah yang tenang), harus diisi oleh orang-orang yang tenang.

Bahwa orang Sumenep, mengandalkan ketenangan sebagai ‘senjata’ saat ditimpa kesulitan tertentu. 

Bahwa ‘ketenangan’ akan menciptakan solusi di tengah kesulitan yang sama sekali tak menenangkan. 

Sikap seorang Achmad Fauzi selama ini membuktikan bahwa ‘ketenangan lah yang menciptakan situasi, bukan situasi yang menciptakan ketenangan’. (***)

Opini oleh: Muhammad Iqbal (Jurnalis Muda)

banner 336x280