banner 728x90
Opini  

Reaktivasi Jalur Kereta Api Madura: Ingatkan Saya pada Presiden Pertama Indonesia

Reaktivasi jalur kereta api Madura seketika membuat saya teringat pada Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno.
banner 468x60

RUBRIKA – Usulan Bupati Sumenep Achmad Fauzi untuk mereaktivasi jalur kereta api Madura kini mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia.

Tentu, mendengar hal tersebut, saya menjadi senang. Upaya mereaktivasi jalur kereta api ini, bisa dimaknai sebagai bentuk kepedulian pemerintah, saat mendengar warganya mengeluh macet pada mudik lebaran.

banner 336x280

Bisa diartikan sebagai bentuk keprihatinan pemerintah, saat warganya menggelontorkan banyak biaya jika pulang ke kampung halaman. 

Selain itu, ini bisa dimaknai sebagai bukti, bahwa pemerintah lebih pintar, lebih bijak dan lebih peduli. 

Di antara semua orang yang mengeluhkan kondisi kemacetan pada mudik lebaran, nyaris tak ada pengamat, pemerhati dan kritikus yang mengusulkan, meminta pada pemerintah untuk mereaktivasi jalur kereta api. 

Lalu, setelah itu (reaktivasi jalur kereta api) disuarakan, kelompok tertentu mulai kehilangan ketenangan, mereka mulai meminta usulan tersebut untuk dikaji ulang, dikoreksi ulang dan diperhatikan ulang. 

Padahal, kereta api tak hanya tentang rel dan unsur-unsurnya saja. Di balik keberadaan kereta api, ada banyak kebahagiaan perantau yang pulang ke kampung halaman dengan nyaman. 

Di balik keberadaan kereta api, terselip kebahagiaan wisatawan mancanegara yang memiliki akses transportasi tanpa rasakan macet. 

Di balik keberadaan kereta api, ada harapan bagi para petani untuk mempercepat pengiriman produk-produk unggulannya. 

Sehingga, keamanan dan kenyamanan para perantau saat pulang ke kampung halaman terjamin, sektor pariwisata berkembang, komoditas pertanian diekspor, yang turunan dari hal-hal tersebut adalah, warga bisa bahagia, wisatawan merasa nyaman dan petani lokal bergembira. 

Ingat Bung Karno – 

Reaktivasi jalur kereta api Madura seketika membuat saya teringat pada Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno. 

Usulan yang datang dari Bupati Sumenep Achmad Fauzi ini membuat saya berpikir, “Beliau ini seperti Bung Karno pada dahulu kala”. 

Saya memahami betul apa maksud dan tujuan pasangan pasangan Anggota DPRD Sumenep Nia Kurnia Fauzi ini untuk mereaktivasi jalur kereta api. 

Bahwa kereta api ini untuk membangun citra Madura, bahwa Madura pantas memiliki kereta api, sehingga, Madura layak disebut sebagai daerah berkemajuan. 

Bukankah hal ini yang terus disampaikannya, “Kereta api ini untuk Madura,” ungkap Achmad Fauzi dalam suatu kesempatan.

Jelas, bahwa kereta api bakal menghidupkan jiwa sebagai ‘orang Madura’. Sehingga tak ada lagi warga Madura yang dikucilkan di kota-kota besar. Tak ada lagi warga Madura yang dinilai sebagai ‘masyarakat terbelakang’. 

Bagi saya, hal tersebut tak jauh beda dengan upaya Bung Karno dulu saat berinisiatif membangun Masjid Istiqlal dan Tugu Monas di Jakarta.

Meski sempat bersitegang dengan Bung Hatta dalam proses pembangunannya. Namun pada akhirnya, Monas telah menjadi simbol yang bisa membangun moral kepercayaan diri masyarakat, setelah sebelumnya hancur oleh penjajahan sadis Jepang dan Belanda. 

Jika Bung Karno melalui gagasan membangun Monas ingin menata kepercayaan diri warga yang tak bisa lepas dari mental keterjajahan waktu itu, maka Achmad Fauzi dengan gagasannya mereaktivasi jalur kereta api ingin membangkitkan semangat ‘orang Madura’, meneguhkannya sebagai masyarakat maju dan modern.

Begitu yang saya rasakan dari cara keduanya membangun mentalitas yang kokoh terhadap warga dan masyarakatnya. Keduanya sama-sama memutuskan langkah tepat untuk membangun spirit. Akankah warga Sumenep menyadari itu? (***)

Opini oleh : Muhammad Iqbal, Jurnalis Sumenep

banner 336x280
banner 728x90
Exit mobile version