banner 728x90

MBKM FISIP UB Angkat Potensi Wisata dan Seni Budaya Desa Ngroto Malang

Tim MBKM FISIP UB Membangun Desa Memberikan Vandel dan Kitab Budaya kepada Kepala Desa Ngroto, Minggu (05/06/2022). (Foto: Rubrika.co.id)
banner 468x60

MALANG – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kemendikbud menjadi kesempatan emas dalam membangun desa-desa mandiri di Indonesia.

Hal ini jugalah yang sudah dijalankan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB). Pihak dekanat menugaskan mahasiswanya untuk turun mengabdi dan membangun desa mandiri.

banner 336x280

Salah satunya adalah mengangkat potensi wisata dan seni budaya Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kurang lebih 3 bulan lamanya, mahasiswa FISIP UB diwajibkan membantu kegiatan-kegiatan terkait pembangunan desa. 

Dalam launching program MBKM FISIP UB Membangun Desa, pada Minggu (05/06/2022) lalu, Tim MBKM yang terdiri dari 7 Mahasiswa Sosiologi FISIP UB ini menggelar Sawah Tulang Festival Ngroto.

Kegiatan ini sebagai upaya pelestarian seni dan budaya khas Desa Ngroto. Banyak potensi seni budaya yang dimiliki desa di daerah perbukitan ini yang harus diangkat hingga menasional.

Dalam puncak program MBKM FISIP UB Membangun Desa itu menampilkan Kesenian Reog Khendang, Musik Etnik, Puisi dan Tembang Jawa, Atraksi Seni Lukis Weodjoed, Atraksi Pecutan dan ditutup dengan Kesenian Jaranan.

Ketua MBKM FISIP UB, Mohammad Fajar Shodiq Ramadlan, S.IP., M.IP menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Desa Ngroto yang telah menerima mahasiswanya untuk bergerak bersama membangun desa.

“Pertama, saya mewakili Dekan FISIP UB, mengucapkan terimakasih kepada pihak desa karena bisa menintipkan mahasiswa kami kurang lebih 3 bulan, mahasiswa akhirnya bisa belajar lebih banyak,” bebernya saat memberikan sambutan di acara Satu Fest Ngroto.

Ketua MBKM FISIP UB, Mohammad Fajar Shodiq Ramadlan, S.IP., M.IP. (Foto: Amrin Pandiangan)

Dosen Ilmu Politik ini berharap hubungan FISIP UB dengan Desa Ngroto tetap bisa berlanjut dalam membangun desa mandiri.

“Kami berharap kolaborasi Desa Ngroto dengan FISIP UB bisa berlanjut lebih panjang, kemudian juga berkaitan dengan bagaimana melestarikan kesenian. Terutama tadi seperti yang sudah disampaikan juga, bahwa banyak alat-alat kesenian tradisional nyaris punah karena generasi muda kita tidak pernah mengenalinya. Nanti kalau diklaim Malaysia kita panik,” ucap pria yang akrab disapa Fajar ini.

Dengan begitu, menurutnya sangat penting melakukan kolaborasi antara stakeholder untuk bersama-sama membangun desa maju dan mandiri.

“Jadi harapannya nanti ada banyak kolaborasi dengan FISIP UB, kami akan mengundang, dosen juga akan kami tarik untuk acara-acara yang mendukung program pembangunan di Desa Ngroto,” katanya.

Senada dengan Fajar, Ketua MBKM FISIP UB Membangun Desa, Dhanny Septimawan Sutopo, S.Sos., M.Si. mengatakan kegiatan ini dirancang sedemikian rupa untuk bersama-sama menumbuhkembangkan segala potensi yang ada baik itu potensi alam, potensi manusia dan tak kalah hebatnya potensi seni budaya yang dimiliki Desa Ngroto.

“Kami percaya apabila semua hal ini bisa dikembangkan potensi-potensi Desa Ngroto akan jauh lebih maju lebih mandiri dan bahkan jauh lebih hebat dari sekarang ini,” pungkasnya.

Dosen Sosiologi ini juga berharap, kesenian dan budaya Desa Ngroto tetap bisa eksis bahkan menasional, termasuk pariwisata yang didukung dengan keindahan alamnya.

“Bagaimanapun juga kita patut berbangga Desa Ngroto menjadi perhatian nasional untuk itu tetap penting kita kembangkan terus, maju terus, Desa Ngroto bisa dengan segala potensi dan sumber dayanya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, program MBKM FISIP UB Membangun Desa ini tak hanya dilakukan di Desa Ngroto saja, sebagian tim mahasiswa juga mengangkat potensi Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

banner 336x280
banner 728x90
Exit mobile version