banner 728x90

Politisi Perempuan Ini Kritisi Kota Malang Kerap Terendam Banjir

Politisi Perempuan Kota Malang, Ketua DPD Perindo Kota Malang, Laily Fitriyah Liza Min Nelly. (Foto: ist)
banner 468x60

MALANG – Telah menjadi berita viral di banyak media, sejumlah titik di Kota Malang terendam banjir pada Jumat (18/3/2022) lalu meski hujan berlangsung singkat dan pendek.

Otomatis hal ini mengakibatkan berbagai aktivitas dan kegiatan warga dan berbagai pihak lumpuh meski hanya sesaat.

banner 336x280

Berdasar pantauan setidaknya 18 titik terdampak banjir pada hujan deras disertai angin kencang selama kurang lebih satu jam di Kota Malang pada Jumat (18/3/2022) lalu.

Yakni meliputi kawasan Jalan Borobudur, Letjen S Parman, A Yani, kawasan Sulfat yang berada di Kecamatan Blimbing.

Kawasan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Bareng dan Jalan Galunggung yang ada di wilayah Kecamatan Klojen.

Atas adanya fenomena ini Politisi Perempuan Kota Malang yang juga Ketua DPD Perindo Kota Malang, Laily Fitriyah Liza Min Nelly turut memberikan komentar dan imbauan.

“Belakangan Kota Malang hampir selalu tenggelam di beberapa wilayah saat diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Pertanyaan pun banyak muncul, kenapa Kota Malang yang secara geografis merupakan daerah dataran tinggi bisa banjir?,” tandasnya, Sabtu (19/3/2022).

Dikatakannya banyak faktor memang menjadi pemicunya. “Sejak jaman kolonial sebenarnya telah disiapkan sistem drainase agar supaya aliran air hujan tidak menggenang, namun apa daya seiring berkembangnya jaman dan pembangunan yang terjadi di Kota Malang saluran-saluran tersebut terkesan dipaksa untuk tergerus oleh pembangunan yang ada,” tukasnya.

Ia mengatakan selayaknya Pemkot tanggap dalam mengatasi masalah. “Disini peran pemerintah Kota Malang sebagai pemangku kebijakan diharapkan cepat dan tanggap dalam mempersiapkan rencana rencana terbaik yang ke depan setidaknya dapat mengurangi secara perlahan titik-titik banjir yang ada di Kota Malang,” urainya.

Ia juga mengajak warga turut menjaga lingkungan. “Tetapi akan menjadi suatu keniscayaan, jika pemerintah Kota Malang sudah bergerak, namun tidak dibarengi dengan kesadaran warga masyarakat Kota Malang dalam turun menjaga lingkungannya, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan ke aliran sungai, tidak memaksakan diri mendirikan bangunan diatas jalur drainase aliran air. Karena masih banyak dijumpai sampah-sampah rumah tangga, yang dibuang dan akhirnya menyebabkan tersumbatnya aliran air saat hujan, selain itu juga bangunan yang akhirnya memangkas lebaran aliran air tersebut,” paparnya.

Ia mengungkapkan jika penanganan banjir menjadi tugas rumah bersama semua pihak. “Jadi banjir di Kota Malang ini merupakan tugas rumah bersama bagi Pemerintah Kota Malang dan tentunya kita semua sebagai warga Kota Malang. Mari bersama-sama berperan dalam meminimalisir terjadinya banjir di Kota Malang,” pungkasnya. (*)

banner 336x280
banner 728x90
Exit mobile version