banner 728x90

BEM Universitas Darma Agung Ajak Generasi Muda untuk Membumikan Pancasila

Webinar BEM FISIP Universitas Dharma Agung Bertema “Membumikan Pancasila di Tengah Arus Globalisasi Menuju Indonesia Baru”.
banner 468x60

MEDAN – Dalam menyikapi Pancasila sebagai ideologi negara yang sangat penting saat ini, terlebih ditengah perkembangan arus globalisasi dan modernitas. 

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Darma Agung (UDA) Medan telah melakukan webinar “Membumikan Pancasila di Tengah Arus Globalisasi Menuju Indonesia Baru” pada Kamis (30/6) lalu.

banner 336x280

Dekan FISIPOL Universitas Darma Agung Prietsawenny Simamora, menyampaikan bahwasanya mahasiswa harus menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup dan mahasiswa harus membumikan Pancasila agar nilai-nilai Pancasila itu tidak luntur.

“Saat ini adalah era dimana nilai-nilai Pancasila sudah mulai terkikis oleh arus globalisasi. Banyak masyarakat yang mulai melupakan Pancasila adalah landasan atau pun dasar dari negara Indonesia. Terkhusus bagi mahasiswa harus menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup dan mahasiswa juga harus membumikan Pancasila di tengah arus globalisasi agar nilai-nilai Pancasila tersebut tidak luntur,” ucap Prietsawenny.

Sementara itu, Wakil Rektor III Universitas Darma Agung, Lilis S Gultom, menuturkan bahwa Pancasila sebagai penyaring dan penjaga kepribadian bangsa di era globalisasi terlebih dimana generasi milenial saat ini dikelilingi digitalisasi. 

“Nila-nilai Pancasila sebagai penyaring dan penjaga kepribadian bangsa di era globalisasi. Untuk itu seluruh masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa perlu kembali menggaungkan nilai-nilai Pancasila. Terlebih  lagi pada saat ini pengguna digital di dominasi  generasi milenial yang kelak menjadi penerus  bangsa tentunya Pancasila sangat diperlukan  untuk generasi penerus bangsa agar bangsa ini menjadi maju,” tutur Lilis.

Senada dengan itu, Wakil Dekan III FISIP Universitas Darma Agung, Piki Darma C Pardede, menerangkan bahwa Pancasila harus menyentuh kehidupan masyarakat, perlu setiap orang agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dijelaskan secara lanjut agar tidak menjadi kutipan kosong dalam buku sejarah Indonesia. 

“Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia,” jelas Piki.

“Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila,” lanjutnya. 

Selain itu, Aktifis GMNI Robby Chris, mahasiswa asal Sumatera Utara ini juga turut menegaskan Pancasila itu mampu mengendalikan setiap orang agar tidak melakukan dan menyebarkan hal-hal yang bersifat negatif. 

“Jadi untuk membumikan Pancasila di era globalisasi untuk menuju Indonesia baru adalah bahwa kita harus menyadari juga Kebhinekaan Tunggal Ika yang ada di Indonesia, menyadari sejarah terbentuknya Pancasila dan Kemerdekaan Bangsa ini, mampu mengendalikan diri untuk tidak menyebarkan hal-hal negatif atau hoax serta menerapkan konsep Tri Sakti Bung Karno,” tegas Roby.

banner 336x280
banner 728x90
Exit mobile version