banner 728x250

Plt Wali Kota Siantar Fokus Pencegahan Stunting, Berikan Makanan Tambahan untuk Balita

Plt Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani Hadiri Gebyar Pencegahan Anak Stunting dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kecamatan Siantar Barat, Selasa (14/06/2022). (Foto: Ist)

PEMATANGSIANTAR – Plt Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani fokus dalam penanganan stunting. Hal itu terlihat dari dukungannya dalam pelaksanaan Gebyar Pencegahan Anak Stunting dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kecamatan Siantar Barat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di
Kantor Lurah Timbang Galung, Jalan
Menambin, Kota Pematangsiantar, Selasa (14/6/2022) sekitar pukul 09.00 WIB.

banner 336x280

Camat Siantar Barat Pardomuan Nasution menjabarkan beberapa hal terkait pelaksanaan Gebyar Pencegahan Anak Stunting dengan PMT di Kecamatan Siantar Barat.

Disebutkannya, pelaksanaan Gebyar Pencegahan Anak stunting dengan PMT merupakan hasil Rapat Pertemuan dan Analisis Situasi Program Stunting Kota Pematangsiantar Tahun 2022, tanggal 06 Juni 2022 di Sapadia Hotel Pematangsiantar.

Dalam kesempatan tersebut, Pardomuan juga menerangkan tujuan pelaksanaan Gebyar Pencegahan Anak Stunting dengan PMT, yakni memberikan makanan tambahan berupa susu kepada anak-anak yang termasuk kategori stunting di Kecamatan Siantar Barat.

Selain itu, memberikan makanan tambahan berupa susu kepada anak balita untuk mencegah gangguan pertumbuhan melalui seluruh Posyandu yang terdapat di Kecamatan Siantar Barat.

Sedangkan sumber dana penyelenggaraan kegiatan, dari APBD Kota Pematangsiantar yang tertampung dalam DPA Kecamatan Siantar Barat Tahun Anggaran 2022.

Untuk peserta, lanjutnya, 27 anak yang menerima PMT secara simbolis dari 500 orang anak dari seluruh kelurahan di Kecamatan Siantar Barat dan anak balita di Posyandu masing-masing kelurahan se-Kecamatan Siantar Barat.

“Selain di aula Kantor Lurah Timbang Galung, Gebyar Pencegahan Anak Stunting dengan PMT juga dilaksanakan di seluruh Posyandu di Kecamatan Siantar Barat sesuai dengan jadwal masing-masing Posyandu,” terangnya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani menjelaskan, stunting adalah permasalahan gizi anak yang menjadi fokus program pemerintah pusat. Karena anak-anak merupakan investasi atau tabungan di hari tua.

“Ketika kita memiliki anak-anak sehat, meraka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan. Ada yang bisa menjadi dokter, lurah, camat, polisi, tentara, bahkan menjadi wali kota. Selain itu kalau anak kita sehat, kita tidak pusing memikirkan penyakit dan biaya perobatan. Sehingga ketika tua nanti, kita bisa fokus beribadah dan anak-anak kita bisa menjadi investasi dunia akhirat,” jelasnya.

Gambaran stunting di Pematangsiantar, lanjut Susanti, ada 136 anak dari data terakhir yang mengalami masalah gizi, yakni di angka 15 persen.

Angka tersebut, katanya, harus bisa diturunkan. Namun upaya penurunan bukan hanya peran pemerintah, sebab yang paling penting adalah peranan orang tua dari anak-anak.

Anak yang mengalami kekurangan gizi, sebutnya, ada yang bawaan lahir. Kelainan sejak lahir bisa berpotensi mengalami stunting. Misalkan seorang anak mengalami kelainan jantung, tentunya akan berefek kepada penurunan gizi. Sebab anak mengalami kesulitan mencerna makanan dan asupan gizi anak terganggu.

“Jadi angka stunting ini tidak bisa nol, karena ada anak-anak mengalami kelainan sejak lahir yang berpotensi mengalami stunting. Kemudian ada anak mengalami stunting karena didapat. Contohnya anak-anak yang mengalami sakit biasanya berperilaku gerakan tutup mulut (GTM) ketika dikasih makan. Anak-anak yang GTM menjadi tanggung jawab ibu-ibu. Misalkan membuat menu makan yang lebih beragam. Agar anak kembali mau makan,” tandasnya.

Masih kata Susanti, masalah stunting juga terkait kemampuan finansial orang tua. Sehingga orang tua harus bisa merencanakan jumlah anak. Termasuk dalam menikahkan anak harus bisa direncanakan.

Karena sesuai undang-undang, anak bisa menikah harus sudah berusia minimal 19 tahun dan harus sudah siap secara finansial. Apabila rumah tangga mereka nantinya sudah siap secara usia dan finansial, tentunya nanti si Ibu hamil dapat dengan tenang dan berefek kepada kesehatan janin dan melahirkan anak yang sehat.

“Apabila kita ingin investasi anak, itu dimulai dari usia 1.000 hari pertama. Di situlah di tiga tahun pertama kita harus konsen memantau dan menjaga pertumbuhan anak. Terutama memantau asupan makan anak. Tidak harus mewah dan mahal, namun harus bergizi. Dengan memberikan makan yang prima, kita bisa mencegah stunting yang dimulai dari kita sendiri. Dan peran ibu di keluarga sangat berpengaruh dalam peningkatan asupan gizi untuk anak,” bebernya.

banner 336x280