MEDAN – Bila membahas tentang perguruan tinggi tentunya tak lepas dari Tri Dharma perguruan tinggi, yang terdiri dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiganya menjadi poin penting dalam mewujudkan visi dari perguruan tinggi.
Dalam rangka mewujudkan Tri Dharma perguruan tinggi, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara (PDIM USU) 2021 melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Selasa (24/5/2022) lalu.
PKM dengan judul “Pendampingan Pemilihan Merek, Pentingnya Merek dan Nilai yang Dihasilkan Melalui Merek” ini diikuti 25 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Lau Bakeri. Tim pelaksana PKM ini adalah Erwansyah, Rintan Saragih dan Truly Okto Purba, dengan dosen pembimbing Dr. Endag Sulistya Rini, M.Si.
Ketua Tim PKM, Erwansyah menjelaskan bahwa Lau Bakeri merupakan salah satu desa di Kecamatan Kutalimbaru yang sebagian penduduknya berprofesi sebagai pelaku UMKM.
Beraneka ragam UMKM yang menggerakkan perekonomian masyarakat dapat ditemukan di desa ini mulai dari usaha makanan (opak, kue, burger, aneka mi, bakso, lontong dan aneka makanan lainnya) serta aneka minuman seperti jus, es campur dan kopi.
Dalam beberapa hal, UMKM tersendiri memiliki berbagai permasalahan. Mulai dari kesulitan pemasaran, keahlian dan keterampilan (sumber daya manusia), ketidakpahaman terhadap manajemen usaha, keterbatasan inovasi dan teknologi serta tidak adanya merek pada produk/jasa yang dihasilkan.
Jika tidak segera diatasi, permasalahan-permasalahan ini dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Bahkan akan mengalami kesulitan untuk melakukan inovasi.
“Setelah memetakan permasalahan, tim kemudian memilih permasalahan yang dapat dicarikan jalan keluarnya melalui sebuah pendampingan. Tim pun memfokuskan pada pendampingan pemilihan merek, penjelasan akan pentingnya merek, dan strategi membangun merek,” jelas Erwansyah kepada Rubrika.co.id saat dihubungi via zoom meeting, Jumat (10/6/2022).
Dalam penjelasnya pun, Erwansyah menuturkan hal ini dianggap penting, merek merupakan identitas dari suatu produk, jasa dan pelaku UMKM. Kedepan hal ini akan berpengaruh terhadap kegiatan promosi yang dilakukan.
Tujuannya adalah agar produk/jasa yang dihasilkan oleh UMKM Desa Lau Bakeri memiliki identitas/image yang baik di masyarakat, dikenal luas oleh masyarakat, menghasilkan nilai serta nantinya akan memiliki keunggulan bersaing. Dan outputnya adalah peningkatan kesejahteraan para pelaku UMKM di Desa Lau Bakeri.
“Tim menganalisa pemahaman pelaku UMKM yang terbatas dan kurangnya informasi yang diterima pelaku UMKM akan pentingnya merek. Selain itu para pelaku UMKM mengalami kesulitan dalam membangun sebuah merek. Mereka hanya berpikir ada produk dan kemudian dijual. Mereka tidak mengetahui, bahwa melalui merek maka segmentasi geografi dapat diperluas,” bebernya.
“Mayoritas para pelaku UMKM tidak mengetahui bahwa dengan merek mereka dapat memperluas segmentasi pasar, membantu dalam proses identifikasi produk dan jasa yang dilakukan oleh pembeli (masyarakat), membantu dalam proses promosi dan kelangsungan hidup jangka panjang usaha tersebut,” tambah Erwansyah.
Saat ditanyakan mengenai fokus kegiatan tersebut, anggota tim PKM, Rintan Saragih mengatakan, kegiatan ini diisi dengan materi ceramah dan diskusi. Para peserta terlebih dahulu mendapatkan pemahaman tentang apa itu merek dan pentingnya merek. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi diskusi.
“Pada sesi diskusi, respon yang diterima oleh tim PKM sangat positif. Para peserta menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami seputar merek. Beberapa diantara peserta bahkan sama sekali tidak memiliki merek usaha dan juga belum mendapatkan informasi tentang pentingnya merek,” ucap Rintan.
Dikatakan Rintan, kegiatan PKM yang mereka lakukan ini tak hanya berhenti pada tahap ceramah dan diskusi saja. Jika pelaku-pelaku UMKM masih membutuhkan dampingan untuk membuat merek dan pemasaran produk, pihaknya siap berkontribusi.
Sedangkan anggota tim PKM lainnya, Truly Okto Purba berharap, kegiatan yang mereka lakukan dapat memberikan pemahaman dan edukasi baru kepada mitra (pelaku UMKM) untuk meningkatkan pemahaman serta pengetahuan tentang merek dan nantinya dapat meningkatkan penjualan serta melakukan diferensiasi.
“Kami juga akan tetap melakukan pendampingan kepada mitra terkait pemilihan merek yang tepat bagi usaha yang dijalankan,” kata Truly Okto.
Sementara itu, mewakili perwakilan UMKM, Erlia Hanum mengatakan, pihaknya berterimakasih kepada mahasiswa PDIM USU yang telah berkunjung ke desa mereka dan berbagi pengetahuan tentang merek.
Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi pengalaman dan pengetahuan baru bagi pelaku UMKM akan pentingnya pemberian merek, logo, kemasan serta nilai tambah dalam pemasaran dalam kaitannya terhadap peningkatan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan.
Erlia berharap, kegiatan ini tidak hanya berlangsung satu saja, tetapi dapat berkelanjutan sehingga pemahaman dan pengetahuan pelaku UMKM terkait merek semakin baik.
“Kami berharap, kedepannya, kami dapat terus didmapingi dalam membuat merek, logo serta tagline yang sesuai dengan jenis produk. Dengan begitu, produk dan jasa tersebut dapat terkomunikasikan dengan baik ke konsumen,” kata Erlia.